Beranda | Artikel
Kisah Menjadi Mualaf karena Mendengar Azan Syaikh Muhammad al-Mayuf #NasehatUlama
Rabu, 2 November 2022

Zikir kepada Allah ‘Azza wa Jalla adalah perkara agung, maka perbanyaklah berzikir kepada Allah.
Saudara-saudaraku, aku pernah mendengar suatu kisah
di siaran al-Quran al-Karim, dalam program “Bagaimana aku masuk Islam?”

Ada seorang lelaki dari Filipina yang menceritakan kisah keislamannya.
Ia menyebutkan bahwa telah hidup di Kerajaan Saudi selama 8 tahun, ia bekerja di sebuah perusahaan.

Ia berkata, “Selama itu tidak pernah ada seorang pun yang menawarkan agama Islam kepadaku.”
Kelalaian kita, wahai saudara-saudara.

Dahulu aku mengamalkan perdukunan, dan setan-setan datang kepadaku.
Ketika kumandang azan disiarkan di Channel 2, dan Channel 2 ini menggunakan bahasa asing.

Ketika azan disiarkan, setan-setan itu kabur
Aku tidak mengetahui apa itu azan.
Saat aku bertanya kepada mereka, mereka tidak memberitahuku.

Pada suatu hari, aku masuk ke kota Riyadh.
Lalu aku mendengar azan. Aku pun bertanya kepada seseorang, “Apa ini?” Ia menanyakan suara itu.
Ia menjawab, “Azan.” Aku tanya lagi, “Apa itu azan?”
Ia menjawab, “Azan untuk panggilan salat.” Orang-orang mendengarnya, lalu mereka mendirikan salat.

Ketika itu aku tahu dan yakin bahwa azan adalah hal yang benar.
Azan memang benar-benar zikir yang setan-setan lari darinya.
Hal yang membuatnya pertama kali masuk Islam adalah karena mendengar suara azan.

Pada intinya, percayalah padaku, wahai saudara-saudara, dalam kisah ini.
Dalam syariat kita dan kitab Tuhan kita (al-Quran) sudah ada bukti, tapi ini kisah nyata
yang menunjukkan keagungan zikir, wahai saudara-saudara.

Disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan dalam kitab Shahih,
bahwa jika setan mendengar azan, ia akan kabur sambil terkentut-kentut.
Hingga ketika azan selesai dikumandangkan, ia kembali.

Ketika iqamah dikumandangkan ia kabur lagi. Yakni bahkan saat kamu salat, kamu tidak dapat terbebas darinya.
Namun, dengan berzikir kepada Allah, Allah Subhanahu wa Ta’ala menjaga manusia
dan melindunginya dengan perlindungan-Nya yang kokoh dan kuat.

Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, baik, dan penuh keberkahan.
Kita ucapkan selawat dan salam kepada hamba dan Rasul-Nya, Muhammad.

====

ذِكْرُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ عَظِيمٌ فَاللهَ اللهَ

إِخْوَانِي سَمِعْتُ قِصَّةً مَرَّةً

فِي إِذَاعَةِ الْقُرْآنِ الْكَرِيمِ فِي بَرْنَامَجِ كَيْفَ أَسْلَمْتُ

رَجُلٌ مِنَ الْفِلِبِّيْنِ يَحْكِي قِصَّةَ إِسْلَامِهِ

ذَكَرَ أَنَّهُ يَعْنِي فِي الْمَمْلَكَةِ مُنْذُ ثَمَانِي سِنِينَ يَعْمَلُ فِي شَرِكَةٍ

قَالَ وَمَا حَصَلَ أَنَّ أَحَدًا عَرَضَ عَلَيَّ الْإِسْلَامَ

التَّقْصِيرُ يَا إِخْوَانُ

قَالَ وَكُنْتُ أَتَعَاطَى الشَّعْوَذَةَ كَانَتْ تَأْتِي الشَّيَاطِينُ إِلَيَّ

فَإِذَا رُفِعَ الْأَذَانُ فِي الْقَنَاةِ الثَّانِيَةِ الْقَنَاةُ الثَّانِيَةُ كَانَتْ بِلُغَاتٍ أَجْنَبِيَّةٍ

فَإِذَا رُفِعَ الْأَذَانُ هَرَبُوا

أَنَا لَا أَعْرِفُ الْأَذَانَ

وَأَسْأَلُهُمْ فَلَا يُخْبِرُوْنَنِي

قَالَ وَيَوْمٌ مِنَ الْأَيَّامِ دَخَلْتُ الرِّيَاضَ

فَسَمِعْتُ الْأَذَانَ فَقُلْتُ مَا هَذَا؟ سَأَلَ عَنِ الصَّوْتِ

قَالَ هَذَا أَذَانٌ قُلْتُ مَا أَذَانٌ؟

قَالَ هَذَا أَذَانٌ لِلصَّلَاةِ يَسْمَعُهُ النَّاسُ وَيُصَلُّونَ

قَالَ فَعَلِمْتُ وَأَيْقَنْتُ أَنَّ هَذَا الْأَذَانَ حَقٌّ

ذِكْرٌ تَفِرُّ مِنْهُ الشَّيَاطِيْنُ حَقًّا

فَكَانَ أَوَّلُ دُخُولِهِ بِالْإِسْلَامِ بِسَبَبِ سَمَاعِ الْأَذَانِ

عَلَى كُلِّ حَالٍ وَاثِقُوْنِي يَا إِخْوَانُ فِي ذَلِكَ

فِي شَرْعِنَا وَكِتَابِ رَبِّنَا دَلَالَةٌ لَكِنْ هَذِهِ قِصَّةٌ مِنَ الْوَاقِعِ

تَدُلُّ يَا إِخْوَانُ عَلَى عِظَمِ الذِّكْرِ

وَفِي الْحَدِيثِ الْمُخَرَّجِ فِي الصَّحِيْحِ

إِذَا سَمِعَ الشَّيْطَانُ الْمُؤَذِّنَ أَدْبَرَ وَلَهُ ضُرَاطٌ

حَتَّى إِذَا قُضِيَ التَّثْوِيْبُ الْأَذَانُ رَجَعَ

حَتَّى إِذَا ثُوِّبَ لِلصَّلَاةِ يَعْنِي حَتَّى وَأَنْتَ فِي الصَّلَاةِ لَنْ تَسْلَمَ مِنْ هَذَا

لَكِنْ مَعَ ذِكْرِ اللهِ يَحْفَظُ اللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى الْإِنْسَانَ

وَيُحِيْطُهُ بِحِصْنِهِ الحَصِيْنِ وَبِحِرْزِهِ الْمَكِينِ

وَالْحَمْدُ لِلهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ

وَنُصَلِّي وَنُسَلِّمُ عَلَى عَبْدِهِ وَرَسُولِهِ مُحَمَّدٍ


Artikel asli: https://nasehat.net/kisah-menjadi-mualaf-karena-mendengar-azan-syaikh-muhammad-al-mayuf-nasehatulama/